Bermodal kejujuran dan berani mencoba hal baru sering menjadi dasar orang sukses. Terbukti, berawal dari usaha jual besi-besi tua dan loakan, mendorong Miftah Sunandar menjadi pengembang properti muda yang sukses.
"Saya merintis bisnis properti itu berawal dari jualan besi-besi tua dan melayani kebutuhan orang-orang yang ingin mencari bahan bangunan murah dalam membangun rumah mereka. Kerennya, seperti supplier (penyuplai) dan kontraktor," kata Miftah Sunandar, presiden direktur PT Miftah Putra Mandiri (MPM) ketika ditemui dalam acara temu media di Jakarta.
Akhirnya, Miftah menambahkan, dengan sering bertandangnya konsumen kepadanya, dia memutuskan membuka toko bangunan kecil-kecilan, tanpa meninggalkan profesinya sebagai penjual besi-besi tua atau loakan.
"Pada 2002 saya membuka toko besi konstruksi dan bahan matrial, di samping menjual besi-besi tua. Sampai saat ini, usaha itu tetap saya geluti meski sudah menggeluti bisnis properti," kata dia yang berpendidikan sarjana ekonomi jurusan manajemen di STIA YAPPAN.
Sedang masuknya Miftah ke bisnis properti, dia mengaku diawali dengan membangun rumah dari konsumen-konsumen yang tadinya hanya ingin disediakan keperluan besi dan bahan bangunan lain. Bahkan pada 2004, dia mulai berani membangun rumah di atas lahan 170 meter persegi (m2), sebanyak dua unit untuk ditawarkan atau dijual kepada konsumen. "Waktu itu, saya bermodalkan sertifikat tanah mertua," tutur Miftah.
Setelah berjalan beberapa tahun, ternyata usahanya terus berkembang dan akhirnya membawa Miftah menjadi kontraktor rumah-rumah pribadi dengan mendirikan 'CV Putra Mandiri'.
Perkenalannya dengan dunia bangunan membuatnya matang dengan pengalaman proyek dan berkenalan dengan para praktisi di bidang usaha kontraktor maupun developer. "Saya pun rela mengambil S2 di Panangian School of Property (PSP)," ujarnya.
Perumahan pertama yang dibangunnya dengan nama 'Perumahan Putra Mandiri' dengan hanya beberapa unit pun sukses menembus pasar. Akhirnya, dia terus mengembangkan bisnisnya dalam bidang pengembangan properti.
Pada akhir 2006, Miftah membuat perumahan yang dinamakan 'Vila Putra Mandiri I' sebanyak delapan unit yang berlokasi di Tanah Baru, Depok. Dalam waktu satu minggu, perumahan tersebut habis terjual.
Pada awal 2007, dirinya kembali membuktikan exsistensinya dalam bidang properti dan developer dengan membuat perumahan 'Vila Putra Mandiri II' sebanyak 13 unit rumah yang berlokasi di Tanah Baru, Depok, dan ternyata dalam waktu satu bulan juga habis terjual.
Kemudian, di akhir tahun yang sama, Miftah Sunandar kembali membuat Vila Putra Mandiri III&IV dengan jumlah keseluruhan 42 unit rumah yang dalam waktu dua bulan habis terjual.
Sedangkan pada 2008, dia kembali membuat perumahan dengan nama 'Putra Mandiri Residence' (40 unit) dengan konsep town house bergaya tropis modern yang lebih exclusive. 'Putra Mandiri Regency (80 unit), dan 'Putra Mandiri' sebanyak 38 unit di kawasan Pancoran Mas, Depok.
Pada akhir 2009 lalu, PT Miftah Putra Mandiri mengembangkan perumahan 'Griya Putra Mandiri' di atas lahan seluas 3,5 hektare di kawasan Citayam sebanyak 200 unit.
Bahkan, kini perusahaan properti itu sudah merambah kawasan Bandung, Jawa Barat dengan membangun perumahan 'Bentang Padalarang Regency' di atas lahan seluas 20 hektare.
"Pada tahap awal kami kembangkan 12 hektare, dengan 1.000 unit yang akan menghimpun berbagai tipe rumah mulai dari luas bangunan (lb) 22 m2 dan lusa tanah (lt) 60 m2 sampai 300/215 m2," kata Miftah yang saat ini baru berusia 28 tahun.
Proyek teranyar itu pun, dia mengakui, sudah terjual lebih kurang 200 unit sejak ditawarkan awal tahun lalu.
Selain Miftah yang sukses dengan bisnis propertinya, sejumlah wirausahawan muda mandiri berbagi pengalaman dan kunci agar bisa sukses dalam menjalankan bisnis.
Mereka yang berbagi adalah Brian Arfi Faridhi, Tririan Arianto, Iin Budianto, dan Zainal Abidin di acara seminar “Berbisnis Bisa! Saya Bisa Anda pun Bisa!” di Elemen CafĂ© Surabaya beberapa waktu lalu. Keempatnya adalah wirausahawan yang sukses di bidangnya masing-masing dan mendapatkan penghargaan dari Bank Mandiri pada 2009.
Menurut Brian, CEO PT DheZign Online Solution, menjadi seorang entrepreneur tidaklah mudah, banyak yang mencoba banyak pula yang gagal. Namun dengan fokus, keuletan dan ketekunan, persoalan itu akan teratasi dan jalan pun akan terbuka.
“Dalam bisnis hanya satu yang pasti, yaitu kegagalan. Namun kegagalan tersebut akan menghasilkan ketika kita terus mencoba dan mencoba,” tutur Juara Wirausaha Muda Mandiri kategori industri kreatif mahasiswa ini.
Tririan, pemilik PT Mushroom Indonesia yang memenangkan kategori kuliner mengaku memulai usaha dari nol. "Namun dengan ketekunan, kerja keras, doa dan berbagi kepada sesama mampu mengantarkan saya hingga ke titik ini.”
Selain tekun dan ulet, rahasia lainnya adalah saling berbagi lewat komunitas seperti komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang menjadi kumpulan para pengusaha UKM. Di sini, setiap orang bisa saling berbagi baik kesuksesan maupun kegagalan.
Keduanya, juga aktif dan bergabung di komunitas ini untuk mengembangkan bisnis. "Outlet bisnis saya meroket dari 3 outlet menjadi 10 outlet dalam 3 bulan," kata Tririan.
Iin Budianto, pengusaha makanan dan pengusaha komputer ini mengaku pendapatannya meningkat hingga Rp 40 juta per bulan. Awalnya Iin adalah seorang karyawan dengan gaji yang tetap. (fn/v2v)
www.suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar